Kesehatan lingkungan kini semakin menjadi perhatian utama, mengingat dampaknya yang langsung terasa pada kualitas hidup kita, ditambah dengan pengaruh besar sampah plastik yang semakin mencemari alam dan mengancam ekosistem.
Pengolahan sampah plastik menjadi semakin krusial seiring dengan meningkatnya jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Sampah plastik yang menumpuk dapat menyumbat saluran air, meningkatkan risiko banjir, dan mencemari sumber daya air yang menjadi kebutuhan vital bagi kehidupan sehari-hari. Selain itu, plastik yang terurai di alam melepaskan bahan kimia berbahaya yang dapat meresap ke dalam tanah dan air, mengancam kesehatan manusia dan hewan.
Dengan pengelolaan sampah plastik yang baik, salah satunya dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kita dapat mencegah kerusakan ekosistem, mengurangi polusi, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Sampah Plastik di Indonesia
Sampah plastik telah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang paling mendesak di dunia, khususnya di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia merupakan negara kedua terbesar penyumbang sampah plastik di lautan, dengan lebih dari 3 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahunnya. Ironisnya, hanya sebagian kecil dari sampah ini yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya mencemari lautan, ekosistem, dan sumber daya alam.
Peningkatan penggunaan plastik sekali pakai, ditambah dengan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang, menjadi penyebab utama penumpukan sampah ini. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, masalah sampah plastik semakin terlihat nyata, dengan sampah yang tidak terkelola dengan baik mencemari lingkungan sekitar. Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi tantangan besar untuk menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah plastik agar dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap alam dan kesehatan masyarakat.
Komitmen Perusahaan Dalam Mengurangi Sampah Plastik
Sebagai perusahaan sistem integrator yang memiliki visi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, Global Infotech Solution berkomitmen untuk mendukung prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Komitmen ini tercermin dari sertifikasi EcoVadis yang baru saja GIS peroleh dan juga dalam berbagai program inisiatif yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga pada dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Untuk itu, GIS meluncurkan GIS Recycling Program, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meminimalkan jejak lingkungan perusahaan melalui pengelolaan sampah yang lebih baik, khususnya sampah plastik. Program ini akan mulai dilaksanakan pada 21 Februari, bertepatan dengan perayaan Hari Peduli Sampah Nasional.
Tujuan dari GIS Recycling Program adalah untuk membangun kesadaran yang lebih luas di kalangan masyarakat Indonesia, dimulai dari internal perusahaan, yakni karyawan Global Infotech Solution (GIS). Melalui program ini, GIS berharap dapat menginspirasi setiap individu untuk lebih bijak dalam mengelola sampah plastik, khususnya botol plastik sekali pakai yang sering digunakan sehari-hari. Dengan memberikan contoh nyata kepada karyawan untuk memilah dan mendaur ulang sampah plastik, GIS ingin menumbuhkan kebiasaan positif yang nantinya dapat berdampak pada keluarga, teman, dan masyarakat luas. Harapannya, dengan kesadaran yang meningkat, masyarakat akan lebih selektif dalam menggunakan plastik dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.