top of page
Writer's pictureRizky Samida

Menguatkan Pertahanan Bisnis dengan Strategi Keamanan Berlapis

Dalam dunia digital yang semakin kompleks, maka banyak ancaman siber yang semakin susah untuk dicegah. Setiap hari, perusahaan di seluruh dunia menjadi target serangan yang semakin canggih, dari mulai ransomware hingga zero-day. Ancaman ini tidak hanya mengincar kelemahan teknologi, tetapi juga celah manusiawi dan operasional yang mungkin terlewatkan. Ketika satu titik pertahanan gagal, dampaknya bisa menghancurkan seluruh infrastruktur perusahaan dalam sekejap.


Disinilah konsep keamanan berlapis atau layer security menjadi sangat penting. Alih-alih hanya mengandalkan satu jenis perlindungan, pada pendekatan ini menggabungkan beberapa lapisan keamanan yang saling melengkapi, menciptakan jaringan pertahanan yang lebih kuat dan tangguh. Setiap lapisannya bekerja sebagai benteng yang menghadang berbagai jenis ancaman, memastikan bahwa jika satu lapisan ditembus, lapisan lainnya masih bisa melindungi aset penting anda. Inilah strategi yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi ancaman siber di era modern saat ini.


Lapisan Utama dalam Layered Security


1.Perimeter Security

Perimeter Security mengontrol akses ke jaringan melalui router dan gateway. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah akses ilegal dengan mengamankan batasan jaringan. Contoh dari perimeter security yaitu:

a. Firewall

Firewall adalah garis pertahanan pertama yang memonitor dan mengontrol lalu lintas jaringan yang masuk dan keluar berdasarkan aturan keamanan yang ditentukan. Hal ini berfungsi untuk mencegah akses yang ilegal dan menghalangi serangan dari luar.

b. Sistem Deteksi dan Pencegahan Intrusi (IDS/IPS)

IDS dan IPS memantau jaringan untuk aktivitas mencurigakan dan mencegah upaya penyusupan sebelum mencapai sistem internal.


2. Network Security

Network Security mencakup perlindungan hardware dan software terutama diterapkan untuk melindungi infrastruktur jaringan dan data flow. Network Security mencakup pengaturan, penegakan kebijakan dan prosedur keamanan serta pemasangan hardware dan software yang secara otomatis dapat mendeteksi dan memblokir ancaman keamanan jaringan.


3. Endpoint Security

Endpoint Security mengontrol perlindungan koneksi antara device dan jaringan. Endpoint Security berarti semua perangkat yang terhubung ke jaringan akan dilindungi. Contoh endpoint device yang umum adalah tablet, laptop, smartphone, printer dan lain sebagainya. Cara melindungi device ada berbagai macam cara diantaranya:

a. Antivirus dan Antimalware

Melindungi setiap endpoint dari perangkat lunak yang berbahaya. Saat ini, antivirus modern juga dilengkapi dengan fitur untuk mendeteksi perilaku yang dapat mengidentifikasi ancaman baru.

b. Endpoint Detection and Response (EDR)

EDR memantau aktivitas pada endpoint secara real-time untuk mendeteksi ancaman yang mungkin saa lolos dari perlindungan tradisional. EDR sendiri memberikan visibilitas mendalam dan respon otomatis terhadap insiden.


4. Application Security

Application Security adalah proses merancang dan mengkonfigurasi kode aplikasi perangkat lunak dan data terhadap ancaman cyber security. Application security dikhususkan untuk menemukan, memperbaiki dan mencegah security vulnerabilities dalam aplikasi. 


5. Data Security

Data Security mengontrol perlindungan penyimpanan dan pengiriman data. Data Security adalah pembuatan cadangan atau duplikasi data untuk melindungi dari kehilangan atau penghapusan data yang tidak disengaja. Enkripsi data digunakan untuk mencegah para pelaku kejahatan siber mengakses data jika mereka berhasil melanggar keamanan jaringan.


6. Manajemen Insiden dan Pemulihan Bencana (Disaster Recovery)

Perusahaan harus memiliki rencana untuk merespon insiden yang jelas, termasuk prosedur untuk mendeteksi, merespons dan memulihkan diri dari serangan siber. Hal ini melibatkan tim keamanan, TI dan komunikasi yang harus siap bertindak dengan cepat ketika insiden terjadi. Selain itu prosedur pemulihan bencana harus diperlukan juga pada perusahaan. Prosedur ini harus mencakup langkah-langkah untuk memulihkan sistem yang terkena serangan, sehingga perusahaan dapat kembali beroperasi dengan cepat dan meminimalkan dampak dari serangan.


7. Human Layer

Manusia adalah salah satu mata rantai dalam layer cyber security. Human security controls mencakup phishing simulations dan kontrol manajemen akses yang melindungi aset-aset penting dari berbagai ancaman manusia, termasuk kelompok kejahatan siber dan malicious insider.


Mengapa Layer Security Penting?


Dengan ancaman siber yang saat ini semakin canggih dan kompleks, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis pertahanan saja untuk mengamankan data-data pentingnya. Pendekatan keamanan ini memberikan informasi mengenai proteksi berlapis terhadap berbagai jenis serangan dari malware sederhana hingga serangan terkoordinasi yang kompleks. Keamanan berlapis juga membantu perusahaan untuk mematuhi regulasi dan standar keamanan, seperti GDPR, HIPAA dan PCI-DSS yang mengharuskan perlindungan menyeluruh terhadap data dan sistem.


Layered security adalah pendekatan terbaik dalam menghadapi ancaman siber saat ini. Dengan menggabungkan berbagai lapisan perlindungan, sekarang perusahaan dapat meningkatkan pertahanan mereka dan meminimalkan risiko terjadinya insiden siber terbaru. Namun, strategi ini harus diimplementasikan secara menyeluruh dan terus-menerus dievaluasi untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang. Dengan memastikan bahwa setiap lapisan bekerja secara harmonis dan terus diperbarui adalah kunci dalam menjaga keamanan aset digital perusahaan.


Hubungi tim keamanan kami untuk membantu anda merancang solusi perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis anda.


bottom of page