Di era digital yang sangat berkembang saat ini, banyak manfaat yang ditimbulkan dari teknologi canggih. Namun dari teknologi yang semakin canggih itu menimbulkan efek negatif yaitu ancaman yang tak terlihat atau ancaman siber. Dan sebuah data adalah aset berharga yang perlu kita lindungi secara ketat agar tidak disalah gunakan oleh pihak yang tidak berwenang.
Lemahnya perlindungan data di Indonesia dapat mengakibatkan maraknya kebocoran data. Hal ini terlihat dengan sering terjadinya kasus kejahatan siber, seperti hacking (peretasan) maupun cracking (pembajakan) di media sosial yang berujung pada pembobolan data pribadi, pemerasan hingga penipuan. Pemerintah Indonesia tidak hanya diam, karena banyaknya desakan mengenai perlunya sejumlah aturan tentang perlindungan data pribadi pun akhirnya dibuat. Pada pasal 4 UU 27/2022, mendefinisikan lebih rinci data pribadi yang dimaksud yaitu data pribadi yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, biometrik, genetika, catatan kejahatan, data anak, keuangan pribadi dan data lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait. Sedangkan data yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama dan status perkawinan. Kedua data ini termasuk sebagai data pribadi dan wajib dilindungi kerahasiaannya.
Sehingga perlindungan data pribadi menjadi sangat penting karena adanya potensi besar penyalahgunaan informasi pribadi oleh pihak yang tidak berwenang. Bocornya data pribadi secara sengaja atau tidak disengaja dapat menimbulkan pencurian identitas yang berujung penipuan finansial, pemalsuan identitas atau pelanggaran privasi lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi negara untuk mengadopsi peraturan dan kebijakan yang memastikan bahwa data pribadi dikelola dengan cara yang aman dan terpercaya.
Di Indonesia sendiri, kasus kebocoran data pribadi telah menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun 2020 telah terjadi kasus kebocoran data pada sebuah platform e-commerce dan pada tahun 2021 juga terjadi kasus kebocoran yang dialami oleh instansi pemerintah. Tahun berikutnya, kasus kebocoran data tercatat sebanyak delapan kasus besar. Pertama terjadi kebocoran data sebanyak 17 juta data pelanggan PLN telah bocor. Data tersebut meliputi identitas pelanggan, nama, alamat, penggunaan listrik dan tipe energi diperjualbelikan pada situs online “Breached Forums”. Selain itu pada tahun kemarin yaitu tahun 2023, terdapat 34 juta data dari paspor negara warga negara Indonesia yang terekspos dan diperjualbelikan secara ilegal. Sampel data yang ditunjukkan oleh hacker tersebut menunjukkan bahwa data yang bocor memang valid dan merupakan data paspor dari periode 2009 - 2020. Kemudian dari berita-berita yang ada, maka menurut data dari Surfshark, Indonesia menempati urutan ke 11 negara dengan jumlah kebocoran data terbanyak di dunia sepanjang 2022.
Bagaimana Cara Menjaga Data Pribadi Kita?
Walaupun Indonesia adalah negara dengan kebocoran data yang tinggi, kita semua tetap bisa menjaga data pribadi kita agar tidak tercuri oleh seorang hacker. Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menjaga data pribadi kita:
1.Menggunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik
Kata sandi adalah keamanan lapis pertama dalam melindungi akun dan informasi penting yang kita miliki. Jadi pastikan untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun yang dimiliki. Gunakanlah kombinasi dari huruf besar dan kecil, angka, seta simbol untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak. Semakin rumit kombinasi yang digunakan, maka semakin sulit juga untuk diretas oleh hacker. Hindari atau jangan menggunakan informasi yang pribadi dan mudah untuk ditemukan seperti tanggal lahir, nama ibu kandung atau nama hewan peliharaan. Jika dalam membuat sebuah kata sandi yang rumit dirasakan sulit dalam mengingatnya, gunakanlah aplikasi pengelola kata sandi yang legal atau kalian dapat mencatatnya pada kertas.
2. Mengaktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Autentikasi dua faktor (2FA) dapat menambahkan lapisan keamanan yang lebih ekstra karena dapat meminta anda untuk memberikan informasi tambahan, seperti kode yang dikirimkan ke ponsel anda. Dengan mengaktifkan fitur ini di akun-akun penting seperti email, media sosial dan perbankan online, anda juga dapat mencegah akses ilegal meskipun kata sandi anda berhasil diretas.
3. Memperbarui Perangkat Lunak Secara Rutin
Perangkat lunak atau software yang jarang diperbarui seringkali memiliki celah keamanan yang dapat dengan mudah ditembus oleh peretas. Jadi selalu pastikan untuk selalu memperbarui sistem operasi, aplikasi dan software keamanan anda ke versi terbaru. Pembaruan ini bisa menyertakan patch keamanan yang dirancang untuk menutup celah yang diketahui. Anda juga dapat mengaktifkan pembaruan otomatis di perangkat anda untuk memastikan bahwa anda selalu mendapatkan perlindungan terbaru tanpa harus memikirkan secara manual.
4. Waspada Terhadap Phising dan Penipuan Online
Phishing merupakan salah satu taktik paling umum yang digunakan oleh hacker untuk mencuri data pribadi. Kegiatan ini akan melibatkan email, pesan teks atau situs web palsu yang tampak resmi, namun nyatanya itu semua dirancang hanya untuk menipu anda agar mendapatkan informasi penting dari anda. Selalu waspada terhadap pesan yang meminta informasi pribadi atau login, terutama jika datang dari sumber yang ilegal. Sebelum mengklik tautan atau memberikan informasi tersebut, anda wajib memastikan alamat pengirim dan situs web yang akan anda kunjungi. Jika hal itu mencurigakan, lebih baik hubungi pihak resmi secara langsung untuk memvalidasinya.
5. Mengelola Izin Aplikasi dan Privasi dengan Cermat
Banyak aplikasi pada perangkat anda yang meminta izin untuk mengakses data pribadi, seperti lokasi, kontak atau kamera. Pastikan anda hanya memberikan izin yang benar-benar diperlukan dan selalu periksa pengaturan privasi di perangkat anda secara berkala. Anda dapat mengelola izin aplikasi di pengaturan perangkat, membatasi akses ke data yang sensitif. Selain itu, pertimbangkan untuk mematikan layanan lokasi dan fitur lainnya yang tidak anda butuhkan saat ini untuk meningkatkan privasi anda.
6. Jangan Lupa untuk Melakukan Backup Data
Terlepas dari seberapa ketat perlindungan yang anda miliki, tidak ada sistem yang 100% aman. Jadi, penting untuk selalu melakukan backup data penting anda secara rutin. Backup ini bisa dilakukan secara fisik ke hard drive eksternal atau secara online ke layanan cloud yang dipercaya. Dengan melakukan backup, anda dapat dengan mudah memulihkan data anda jika terjadi serangan siber seperti ransomware atau kehilangan perangkat anda.
Sebuah data yang kita miliki merupakan aset penting yang sangat berharga bagi diri kita. Jadi untuk melakukan pengamanan terhadapnya merupakan sebuah langkah yang sangat penting. Karena saat ini teknologi semakin canggih dan semakin banyak juga ancaman yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Ancaman siber yang tak terlihat sering merepotkan kita sendiri dalam menjaga aset berharga kita. Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan sederhana mungkin dapat memberikan perlindungan dasar bagi kita. Langkah-langkah seperti menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor dan memperbarui perangkat lunak (update software) secara rutin dapat membantu kita menjadi tetap aman. Ingatlah bahwa keamanan data pribadi bukan hanya tanggung jawab orang lain, melainkan menjadi tanggung jawab kita sendiri.